Rambutku beterbangan tertiup angin dari
blower, cahaya lampu menyinari tubuhku, sorot mata kamera mengarah pada diriku.
“angkat dagumu Van” suara Sam, sang
fotografer. Aku selalu melakukan apa yang ia pinta. Aku mengangkat daguku dan
menyempurnakan pose ku.
Kali ini aku berpose diatas sebuah kursi
bar. Aku hanya menggunakan bikini berwarna merah pemberian Sam minggu lalu,
hadiah karena aku mau tidur dengannya untuk pertama kali setelah ia
berkali-kali memintanya.
Biasanya aku menggunakan bikini dari
merk-merk terkenal seperti Carine Gilson, Guia La Bruna, Victoria’s Secret, La
Perla dan masih banyak lagi para peghuni lemari khusus ku dirumah. Dan kali ini
Sam yang memintaku
untuk menggunakan bikini
pemberiannya.
“sekaranga di sofa ya” Sam melihat
beberapa hasil fotoku sambil berjalan pelan kearah set selanjutnya.
Aku mengikutinya. Masih dengan lingerie
merah menyalaku. Sebenarnya aku memang sangat menyukai pemberian Sam ini.
Lingerie ini kombinasi antara urban dan
bohe. Dadaku hanya ditutupi seutas brookat yang berbentuk kemben sehingga dapat
dengan jelas memperlihatkan bahuku yang tegap dan belahan dadaku. Ada fringe
yang menutupi sedikit bagian perutku, aku suka fringe-fringe ini, membuat
bayang tubuhku semakin indah, yang terlihat jelas hanya pusatku. G-stringnya.
Masih degan bahan brookat dan tali yang diikat di kanan kiri pinggulku. Sam
memang memiliki selera yang bagus.
Aku berbaring di atas sofa merah muda
berbentuk bibir yang sudah disiapkan Sam. Dan Sam mulai memotret apapun yang
aku perbuat disana. Dia selalu bilang aku punya bakat alalmi dalam berpose, dia
pun tidak pernah member intruksi harus seperti apa aku berpose.
“buka pakaianmu” sam berbicara dengan
gayanya sambil mengangkat dagunya.
Aku mengerutkan alisku “Sam, harus kah?”
kataku. Aku baru dua bula menjalani pekerjaan ini. Sam juga sudah berkali-kali
meminta aku menjadi model foto nude-nya.
“Vanny, hanya kamu model yang aku beri
kelonggaran untuk tidak berfoto nude untuk majalah ini selama dua bulan. aku
sudah bilang, Aku tidak akan memperlihatkan seratus persen tubuhmu” Sam
mengomel. Iya memang aku sudah diberi banyak penjelasan olehnya maupu kak
Shella, Model seniorku disini. Tapi aku selalu merasa belum siap untuk itu.
Sam berjalan mendekatiku disofa lalu
duduk disampingku. “After this day,
you’ll enjoy it” Sam melepaskan lingerieku dan menarik tali G-stringku.
Kini aku sudah tidak menggunakan apapun.
“tidak seratus persen?” kataku sambil
menunjuk wajahnya.
Sam mengangguk lalu kembali ke posisi
awal.
“duduk saja Van” kata Sam tanpa member
aba-aba apa yang harus aku lakukan selanjutnya.
Aku melipat kedua kakiku membuat heels
merah jambuku menggantung, lalu aku letakan lenganku didada untuk menutupi
sebagian payudaraku dan membuat godaan kecil dengan jari-jariku yang bermain
diwajah.
Sam sibuk memotret tanpa berkomentar
gaya apapun yang aku buat. Dan benar, aku langsung terbiasa berpose tanpa
sehelai benangpun menutupiku.
Senyum Sam terlihat jelas dibalik
kamera. Ia terlihat begitu puas dengan hasil yang ia dapatkan.
“Aku sudah terbiasa memotret
model-modelku nude. Tapi entah mengapa hanya kamu yang membuat aku tertarik”
kata Sam membuatku menghentikan gayaku.
Sam memiliki banyak model memang, dan
kecantikan mereka banyak yang melebihiku. Aku juga tidak mengerti mengapa ia
begitu memohon untuk bercinta denganku waktu itu padahal model-modelnya itu
pasti rela untuk bercinta dengan bos tampan seperti dia.
Sam berjalan menghampiriku dan kembali
duduk disisiku. “ada sesuatu yang menarik dirimu, kau memakai bikinipun aku
langsung bergairah luar biasa, dan kini kau tidak memakai apapun” bisik Sam di
pelupuk telingku.
Sentuhan Sam terasa hangat di ruang
ber-AC ini, apa lagi aku tidak menggunaka apapun. Aku hanya membalasnya dengan
senyuman. Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Entah ini pujian atau rayuannya.
Wajahnya kini berjarak tidak sampai satu
centi dengan wajahku. Aku bisa mendengar dera nafasnya yang memang bergitu
terdengar terengah-engah, ada sesuatu yang menggebu-gebu.
“Sam” aku mengelak “kamu mau masuk infotiment?”
kataku mengejek.
“Hei kau dan aku bukan artis” katanya
sedikit tersenyum lalu mencoba memalingkan wajahku lagi.
“tapi kekasihmu? Dia artis besar bukan?”
kataku dengan wajah menggoda. Aku sudah berhadapan dengannya lagi. Tanganku pun
suda mengikat lehernya.
Dia tertawa kecil. Avy adalah kekasihnya
yang adalah seorang Artis besar. Dia bisa membunuhku jika dia tahu aku bercinta
dengan kekasihnya. Entah apa yang kurang dari Avy, dia cantik, seksi dan juga
banyak uang. Tapi pria ini begitu memohon untuk bercita denganku? Pria ini gila
mungkin.
Hitungan detik dan bibirku sudah
berpagutan dengan bibirnya. Tangannya berada di kedua pipiku dan tanganku juga
berada di kedua pipinya. Tidak. Kini tangan kananku sudah berada di rambutnya,
dan tangan kiriku memeluk lehernya untuk lebih dekat denganku.
1, 2, 3 dan aku sudah berada di
pangkuannya. Aku yang tanpa busana dan Sam yang masih berbusana lengkap. Ini
tidak adil.
Sam menggerakkan pingggulku maju dan
mundur dengan ayunan. Sam sepertinya sedang menginginkanku. Sangat.
Aku menginguti ritmenya dan “shhhh” desisan
keluar indah dari mulutku karena Sam kini menenggelamkan wajahnya di dadaku,
menggigit-gigit
kecil putingku dan membuat ku merasa tak karuan.
Kami tak berbicara dan saling menikmati
suasana. Sam terus saja memainkan lidah dan bibirnya didadaku dan aku masih
mengayunkan pinggulku di atas pangkuan Sam. “aaaaah” suaraku mulai terdengar
tak karuan. Sekarang aku juga menginginkannya. Sangat menginginkannya.
“Sam, can we?” tanpa memperjelas aku yakin Sam megerti apa yang ku
maksud.
“yes,
we can” katanya melepaskan gigitannya dari dadaku lalu menggendong ku ke
sebuah ruangan. Ruang istirahatnya yang sangat acak-acakan. Ruagan tempat aku
menyerah padanya minggu lalu.
Sam menutup pintu dan kami langsung
berpagutan dengan aku menyender didinding dan Sam didepanku. Kemejanya sudah ia
lepas sendiri tadi. Kini tinggal kaus dalamnya dan kini sudah aku singkirkan.
Sam merapatkann tubuhnya dan dadaku
sudah menempel didadanya. Aku mencoba meraih kacing celananya dan. Entah keahlian
dari mana aku begitu luwes untuk membukanya.
Kami bercinta, untuk kesekian kalinya.
Sam memang benar. saat pertama kali dia
memintaku untuk bercinta dengannya aku selalu menolak dengan alasan dia
memiliki Avy. tapi ia selalu mengatakan. Dia sangat menginginkan ku. Lalu aku
menolak karena aku tidak suka bercinta, lalu dia mengatakan aku akan
menyukainya. Dan sekaranga aku memang menyukainya.
--
“kak Shella” teriakku saat aku baru
memasuki studio
Kak shella melambaikan tangannya diikuti
Sam menengok padaku.
Aku memperhatikan kak Shella yang sedang
bergaya, wanita ini sangat hot. Aku sendiri menelan ludah melihat gaya yang ia
berikan. Pantas ia dipertahankan oleh Sam walaupun wanita ini penuh skandal.
Dari gossip wanita simpanan sampai gossip ia menikah siri dengan pengusaha kaya
dari Kalimantan.
Aku melihat sekeliling studio. Ramai.
Ada asisten kak Shella, dan beberapa orang yang aku tidak kenal karena saat sesiku
Mereka selalu disuruh keluar ruangan. Aku tidak mengerti dengan Sam.
“Mba, ayo ganti” kata seorang pria
yang biasa aku panggil ses Andita.
Aku megikutinya dan memakai bikini yang
ia berikan. Victoria’s Secret berwarna biru langit. Talinya diikatkan di
belakang leherku dan ya tuhan, kain brookat ini hanya menutupi bagian putingku
saja.
Aku memakai lingeri ku. Masih seperti
kemarin. Talinya diikatkan di kedua sisi pinggulku.
“jangan keluar dulu mba, kata mas Sam,
nanti keluarya pas udah sesi” kata ses Anindita lalu keluar ruangan.
Aku menunggu sesiku. Aku mengintip dari
kaca yang ada di ruanganku. Kak Shella sudah berganti pakaian dan keluar
bersama Asistennya. Disusul dengan crew yang satu-persatu keluar.
“Vanny, ayo” teriak Sam dari dalam
studio.
Aku keluar dan memposisikan diri
disebelah mobil tua yang ada di set.
Sam memperhatikanku dari aku keluar
kamar sampai aku berada di dekatnya. Matanya tidak berkedip melihatku.
Aku menyibakkan rambutku dan berniat
menggodanya. Aku berjalan dan mendekatinya.
Sam masih terpaku melihatku.
Aku mengelus lembut pipinya lalu mengangkat
dagunya. Dia lucu sekali. Matanya masih menatapku dan tak bersuara. Kenapa pria
ini? Melihat bidadari?
Tangan kiriku aku sangkutkan dilehernya
dan kami tanpa jarak. Entah setelah hari pertama aku bercinta dengannya. Aku
merasa senang menggoda pria milik orang lain
ini.
Tangan kanan ku aku sangkutkan dibahunya
dan menjambak kecil rambutnya sampai wajahnya sedikit terangkat. Dadaku naik
karena aku tekankan pada tubuhnya dan dia pun menelan ludah. Aku tersenyum
nakal.
Kini tangannya memeluk erat tubuhku.
“you’re so” dia menggantungkan kalimatnya.
Aku mencium halus bibirnya “what?”
kataku langi mengangkat senyuman.
“Wonderful” katanya dan kini menciumku,
kami berpagutan.
Bibir kami saling menyambut dan lidah
kami menari diantaranya. Sam itu Kisser yang hebat utukku. Tanganya meremas
bokongku yang hanya ditutupi G-string yang sebenarnya tidak tertutupi sama sekali.
“Sam!” suara seorang wanita dari depan
pintu Studio yang menghentikan gerak kami. Tanganku masih melingkar di lehernya
dan kami masih sangat rapat. Aku kenal suara itu. Avy.
Sam melepaskan pelukannya, wajahnya
terlihat begitu kaget.
Avy dengan wajah penuh amarah
menghampiri Sam, mini flare skirt berwarna peach yang ia gunakan melambai
begitu indah. Tangannya terangkat di depan wajah Sam lalu mengayun kencang
menabrak pipi Sam.
“Avy, aku..” Sam menggantungkan
kalimatnya lagi.
“Kita putus Sam” kata wanita anggun itu
ajahnya sudah memerah dan matanya berkaca-kaca.
Aku hanya bisa memandangi mereka sambil
bersandar pada mobil tua di set. Melihat sebuah adegan yang biasa aku lihat di
TV.
Sam terdiam memandangi Avy.
“pantas saja orang-orang diluar bilang
kamu sedang tidak bisa di ganggu. Ternyata kamu” kata Avy lagi dan dia tidak
bisa melanjutkan kalimatnya. Air matanya pecah lalu ia berlari ke luar studio.
“Avy” Sam berteriak namun tanpa niat
untuk mengejarnya. Terlihat sekali pria ini memang tidak beriat untuk
mempertahankan anak itu.
“aku tidak yakin kamu bisa mengambil
gambar setelah kejadian ini” kataku menghampirinya.
Dia terdiam dan kini duduk di kursi yang
biasa menjadi alat andalanku dalam berpose.
Aku berjalan menghampirinya “hei” aku
mendekatkan wajahku padanya yang membuat aku sedikit menunduk. Aku melihat ia
sekilas meatap belahan dadaku yang aku yakin sangat jelas dari sana. Wajahnya
tidak terlihat patah hati sama sekali. “are
you ok?” tanyaku manis.
Ia tersenyum dan menandakan ia baik-baik
saja.
Aku bangun diiringi dengan Sam mengambil
kameranya.
Aku menghentikan langkahku dan niat
menggodaku kini muncul. Aku berbalik dan kembali mendekatkan wajahku dan
mengikatkan tanganku di leherya.
“aku engga yakin kamu bisa ambol fotoku
dengan baik.” Kataku dengan senyum nakal lagi.
Sam mengangkat kedua alisnya.
Aku mencium bibirnya lagi dan
melepasnya. “mau aku hibur?” Tanya ku. Entah aku jadi sangat menginginkannya
seperti ini.
“dengan?” katanya lagi.
“what
do you want?”
“aku mau kamu. Aku sudah lama ingin
berpisah dengan Avy karena kamu” katanya degan senyuman.
Kini aku yang tidak bisa bergerak.
Secepat itu kah?
“kamu begitu terlihat lugu saat pertama
kali aku mengajakmu untuk bergabung dulu” kata Sam. Senyum itu tak lepas dari
wajah manisnya. “di sudut café, duduk berdua dengan segelas kopi”
Aku tersenyum mengingat kejadian itu.
“tapi saat sesi. Kau terlihat eksotis
dan indah. Kau membuatku lupa pada perasaanku untuk Avy. yang kini terasa
untukmu” dia menghentikn kalimatnya disana.
Aku diam, menuggu kata meminta dari
mulutnya. Jujur. Akupun menyukainya dari awal pertemuan kami. Tapi aku
menguburnya begitu dalam saat mengetahui sosok kekasihnya yang begitu sempurna.
Siapa yang menyangka Sam akan melepas Avy begitu saja untuk seorang Vanny yang
hanya seorang model majalah dewasa?
Sam masih diam memandang lurus kearah
mataku. Kini buka pandangan nafsu yang sering ia lemparkan padaku. Ada perasaa
dimatanya. Aku melihat ketulusan.
‘ayo lah Sam, katakan’ batinku meminta.
“be my girl?” katanya masih dalam
tatapan pada mataku.
Aku tertawa. “I always be your girls. Right? Like the other girls in your room”
aku selalu menjadi wanitanya bukan? Bagian dari wanita-wanitanya.
“oke. Kau mau yang lebih spesifik. Kamu
mau menjadi kekasihku?” katanya dengan senyuman. Lekukan manis seperti caramel.
Aku mengangguk sambil tersenyum juga.
Rasanya aku sangat senang mendengar kalimat itu keluar dari bibir si playboy
ini. Aku selalu tertarik pada badboy. Dan badboy ini begitu membuat aku lupa
siapa diriku.
Ia mencium keningku. Yap, keningku,
bukan bibir yang mengartikan kasih sayang.
Dia kembali menatapku “ada kabar yang
mungkin akan membuat para modelku tidak senang” katanya.
“apa?” aku juga modelnya dan akan
membuat aku tidak senang?
“tugasku sebagai fotografer disini akan
diambil alih oleh orang lain. Aku mengambil job untuk di singapura. Sepertinya
ini sudah menjadi langkah awal untuk karirku” jelasnya dengan wajah sumeringah.
Aku tersenyum dan langsung digantikan
dengan kekhawatiran. Kita baru saja menjadi sepasag kekasih dan dia akan
meinggalkanku disini.
Aku melepaskan pelukanku dan duduk di
sofa.
“hei hei” katanya lalu menyusulku duduk
disana “aku belum selelsai
cerita Vanny” katanya memaksa wajahku untuk kembali memperhatikan dengan
tangannya itu. “mau kah kamu menjadi pertnerku untuk perjalanan panjangku
disana?” katanya sambil memegang kedua tanganku.
Bibirku melengkungkan senyuman dan aku
langsung mengangguk kegirangan lalu memeluknya.
Agen Casino Terbaik
BalasHapusAgen Situs Terbaik
https://bit.ly/2ENk1VF
Yuk Gabung Bersama Kami Sekarang Dan Nikmati Berbagai Macam Bonus Menarik Lain Nya Seperti:
*Bonus New Member 120%
*Bonus New Member 50%
* Bonus New Member 30%
* Bonus New Member 20% Khusus Poker
* Bonus Referral
*Bonus Rollingan Casino Hingga 0.8%
*Bonus 5% setiap hari
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
WA : 081358840484
BBM : 88CSNMANTAP
Facebook : 88Csn
-www.jeruk88.com