Rabu, 30 September 2015

The Model [CerPen]

Rambutku beterbangan tertiup angin dari blower, cahaya lampu menyinari tubuhku, sorot mata kamera mengarah pada diriku.
“angkat dagumu Van” suara Sam, sang fotografer. Aku selalu melakukan apa yang ia pinta. Aku mengangkat daguku dan menyempurnakan pose ku.

Kali ini aku berpose diatas sebuah kursi bar. Aku hanya menggunakan bikini berwarna merah pemberian Sam minggu lalu, hadiah karena aku mau tidur dengannya untuk pertama kali setelah ia berkali-kali memintanya.
Biasanya aku menggunakan bikini dari merk-merk terkenal seperti Carine Gilson, Guia La Bruna, Victoria’s Secret, La Perla dan masih banyak lagi para peghuni lemari khusus ku dirumah. Dan kali ini Sam yang memintaku untuk menggunakan bikini pemberiannya.
“sekaranga di sofa ya” Sam melihat beberapa hasil fotoku sambil berjalan pelan kearah set selanjutnya.
Aku mengikutinya. Masih dengan lingerie merah menyalaku. Sebenarnya aku memang sangat menyukai pemberian Sam ini.
Lingerie ini kombinasi antara urban dan bohe. Dadaku hanya ditutupi seutas brookat yang berbentuk kemben sehingga dapat dengan jelas memperlihatkan bahuku yang tegap dan belahan dadaku. Ada fringe yang menutupi sedikit bagian perutku, aku suka fringe-fringe ini, membuat bayang tubuhku semakin indah, yang terlihat jelas hanya pusatku. G-stringnya. Masih degan bahan brookat dan tali yang diikat di kanan kiri pinggulku. Sam memang memiliki selera yang bagus.
Aku berbaring di atas sofa merah muda berbentuk bibir yang sudah disiapkan Sam. Dan Sam mulai memotret apapun yang aku perbuat disana. Dia selalu bilang aku punya bakat alalmi dalam berpose, dia pun tidak pernah member intruksi harus seperti apa aku berpose.
“buka pakaianmu” sam berbicara dengan gayanya sambil mengangkat dagunya.
Aku mengerutkan alisku “Sam, harus kah?” kataku. Aku baru dua bula menjalani pekerjaan ini. Sam juga sudah berkali-kali meminta aku menjadi model foto nude-nya.
“Vanny, hanya kamu model yang aku beri kelonggaran untuk tidak berfoto nude untuk majalah ini selama dua bulan. aku sudah bilang, Aku tidak akan memperlihatkan seratus persen tubuhmu” Sam mengomel. Iya memang aku sudah diberi banyak penjelasan olehnya maupu kak Shella, Model seniorku disini. Tapi aku selalu merasa belum siap untuk itu.
Sam berjalan mendekatiku disofa lalu duduk disampingku. “After this day, you’ll enjoy it” Sam melepaskan lingerieku dan menarik tali G-stringku. Kini aku sudah tidak menggunakan apapun.
“tidak seratus persen?” kataku sambil menunjuk wajahnya.
Sam mengangguk lalu kembali ke posisi awal.
“duduk saja Van” kata Sam tanpa member aba-aba apa yang harus aku lakukan selanjutnya.
Aku melipat kedua kakiku membuat heels merah jambuku menggantung, lalu aku letakan lenganku didada untuk menutupi sebagian payudaraku dan membuat godaan kecil dengan jari-jariku yang bermain diwajah.
Sam sibuk memotret tanpa berkomentar gaya apapun yang aku buat. Dan benar, aku langsung terbiasa berpose tanpa sehelai benangpun menutupiku.
Senyum Sam terlihat jelas dibalik kamera. Ia terlihat begitu puas dengan hasil yang ia dapatkan.
“Aku sudah terbiasa memotret model-modelku nude. Tapi entah mengapa hanya kamu yang membuat aku tertarik” kata Sam membuatku menghentikan gayaku.
Sam memiliki banyak model memang, dan kecantikan mereka banyak yang melebihiku. Aku juga tidak mengerti mengapa ia begitu memohon untuk bercinta denganku waktu itu padahal model-modelnya itu pasti rela untuk bercinta dengan bos tampan seperti dia.
Sam berjalan menghampiriku dan kembali duduk disisiku. “ada sesuatu yang menarik dirimu, kau memakai bikinipun aku langsung bergairah luar biasa, dan kini kau tidak memakai apapun” bisik Sam di pelupuk telingku.
Sentuhan Sam terasa hangat di ruang ber-AC ini, apa lagi aku tidak menggunaka apapun. Aku hanya membalasnya dengan senyuman. Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Entah ini pujian atau rayuannya.
Wajahnya kini berjarak tidak sampai satu centi dengan wajahku. Aku bisa mendengar dera nafasnya yang memang bergitu terdengar terengah-engah, ada sesuatu yang menggebu-gebu.
“Sam” aku mengelak “kamu mau masuk infotiment?” kataku mengejek.
“Hei kau dan aku bukan artis” katanya sedikit tersenyum lalu mencoba memalingkan wajahku lagi.
“tapi kekasihmu? Dia artis besar bukan?” kataku dengan wajah menggoda. Aku sudah berhadapan dengannya lagi. Tanganku pun suda mengikat lehernya.
Dia tertawa kecil. Avy adalah kekasihnya yang adalah seorang Artis besar. Dia bisa membunuhku jika dia tahu aku bercinta dengan kekasihnya. Entah apa yang kurang dari Avy, dia cantik, seksi dan juga banyak uang. Tapi pria ini begitu memohon untuk bercita denganku? Pria ini gila mungkin.
Hitungan detik dan bibirku sudah berpagutan dengan bibirnya. Tangannya berada di kedua pipiku dan tanganku juga berada di kedua pipinya. Tidak. Kini tangan kananku sudah berada di rambutnya, dan tangan kiriku memeluk lehernya untuk lebih dekat denganku.
1, 2, 3 dan aku sudah berada di pangkuannya. Aku yang tanpa busana dan Sam yang masih berbusana lengkap. Ini tidak adil.
Sam menggerakkan pingggulku maju dan mundur dengan ayunan. Sam sepertinya sedang menginginkanku. Sangat.
Aku menginguti ritmenya dan “shhhh” desisan keluar indah dari mulutku karena Sam kini menenggelamkan wajahnya di dadaku, menggigit-gigit kecil putingku dan membuat ku merasa tak karuan.
Kami tak berbicara dan saling menikmati suasana. Sam terus saja memainkan lidah dan bibirnya didadaku dan aku masih mengayunkan pinggulku di atas pangkuan Sam. “aaaaah” suaraku mulai terdengar tak karuan. Sekarang aku juga menginginkannya. Sangat menginginkannya.
“Sam, can we?” tanpa memperjelas aku yakin Sam megerti apa yang ku maksud.
yes, we can” katanya melepaskan gigitannya dari dadaku lalu menggendong ku ke sebuah ruangan. Ruang istirahatnya yang sangat acak-acakan. Ruagan tempat aku menyerah padanya minggu lalu.
Sam menutup pintu dan kami langsung berpagutan dengan aku menyender didinding dan Sam didepanku. Kemejanya sudah ia lepas sendiri tadi. Kini tinggal kaus dalamnya dan kini sudah aku singkirkan.
Sam merapatkann tubuhnya dan dadaku sudah menempel didadanya. Aku mencoba meraih kacing celananya dan. Entah keahlian dari mana aku begitu luwes untuk membukanya.
Kami bercinta, untuk kesekian kalinya.
Sam memang benar. saat pertama kali dia memintaku untuk bercinta dengannya aku selalu menolak dengan alasan dia memiliki Avy. tapi ia selalu mengatakan. Dia sangat menginginkan ku. Lalu aku menolak karena aku tidak suka bercinta, lalu dia mengatakan aku akan menyukainya. Dan sekaranga aku memang menyukainya.
--
“kak Shella” teriakku saat aku baru memasuki studio
Kak shella melambaikan tangannya diikuti Sam menengok padaku.
Aku memperhatikan kak Shella yang sedang bergaya, wanita ini sangat hot. Aku sendiri menelan ludah melihat gaya yang ia berikan. Pantas ia dipertahankan oleh Sam walaupun wanita ini penuh skandal. Dari gossip wanita simpanan sampai gossip ia menikah siri dengan pengusaha kaya dari Kalimantan.
Aku melihat sekeliling studio. Ramai. Ada asisten kak Shella, dan beberapa orang yang aku tidak kenal karena saat sesiku Mereka selalu disuruh keluar ruangan. Aku tidak mengerti dengan Sam.
“Mba, ayo ganti” kata seorang pria yang biasa aku panggil ses Andita.
Aku megikutinya dan memakai bikini yang ia berikan. Victoria’s Secret berwarna biru langit. Talinya diikatkan di belakang leherku dan ya tuhan, kain brookat ini hanya menutupi bagian putingku saja.
Aku memakai lingeri ku. Masih seperti kemarin. Talinya diikatkan di kedua sisi pinggulku.
“jangan keluar dulu mba, kata mas Sam, nanti keluarya pas udah sesi” kata ses Anindita lalu keluar ruangan.
Aku menunggu sesiku. Aku mengintip dari kaca yang ada di ruanganku. Kak Shella sudah berganti pakaian dan keluar bersama Asistennya. Disusul dengan crew yang satu-persatu keluar.
“Vanny, ayo” teriak Sam dari dalam studio.
Aku keluar dan memposisikan diri disebelah mobil tua yang ada di set.
Sam memperhatikanku dari aku keluar kamar sampai aku berada di dekatnya. Matanya tidak berkedip melihatku.
Aku menyibakkan rambutku dan berniat menggodanya. Aku berjalan dan mendekatinya.
Sam masih terpaku melihatku.
Aku mengelus lembut pipinya lalu mengangkat dagunya. Dia lucu sekali. Matanya masih menatapku dan tak bersuara. Kenapa pria ini? Melihat bidadari?
Tangan kiriku aku sangkutkan dilehernya dan kami tanpa jarak. Entah setelah hari pertama aku bercinta dengannya. Aku merasa senang menggoda pria milik orang lain ini.
Tangan kanan ku aku sangkutkan dibahunya dan menjambak kecil rambutnya sampai wajahnya sedikit terangkat. Dadaku naik karena aku tekankan pada tubuhnya dan dia pun menelan ludah. Aku tersenyum nakal.
Kini tangannya memeluk erat tubuhku. “you’re so” dia menggantungkan kalimatnya.
Aku mencium halus bibirnya “what?” kataku langi mengangkat senyuman.
“Wonderful” katanya dan kini menciumku, kami berpagutan.
Bibir kami saling menyambut dan lidah kami menari diantaranya. Sam itu Kisser yang hebat utukku. Tanganya meremas bokongku yang hanya ditutupi G-string yang sebenarnya tidak tertutupi sama sekali.
“Sam!” suara seorang wanita dari depan pintu Studio yang menghentikan gerak kami. Tanganku masih melingkar di lehernya dan kami masih sangat rapat. Aku kenal suara itu. Avy.
Sam melepaskan pelukannya, wajahnya terlihat begitu kaget.
Avy dengan wajah penuh amarah menghampiri Sam, mini flare skirt berwarna peach yang ia gunakan melambai begitu indah. Tangannya terangkat di depan wajah Sam lalu mengayun kencang menabrak pipi Sam.
“Avy, aku..” Sam menggantungkan kalimatnya lagi.
“Kita putus Sam” kata wanita anggun itu ajahnya sudah memerah dan matanya berkaca-kaca.
Aku hanya bisa memandangi mereka sambil bersandar pada mobil tua di set. Melihat sebuah adegan yang biasa aku lihat di TV.
Sam terdiam memandangi Avy.
“pantas saja orang-orang diluar bilang kamu sedang tidak bisa di ganggu. Ternyata kamu” kata Avy lagi dan dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Air matanya pecah lalu ia berlari ke luar studio.
“Avy” Sam berteriak namun tanpa niat untuk mengejarnya. Terlihat sekali pria ini memang tidak beriat untuk mempertahankan anak itu.
“aku tidak yakin kamu bisa mengambil gambar setelah kejadian ini” kataku menghampirinya.
Dia terdiam dan kini duduk di kursi yang biasa menjadi alat andalanku dalam berpose.
Aku berjalan menghampirinya “hei” aku mendekatkan wajahku padanya yang membuat aku sedikit menunduk. Aku melihat ia sekilas meatap belahan dadaku yang aku yakin sangat jelas dari sana. Wajahnya tidak terlihat patah hati sama sekali. “are you ok?” tanyaku manis.
Ia tersenyum dan menandakan ia baik-baik saja.
Aku bangun diiringi dengan Sam mengambil kameranya.
Aku menghentikan langkahku dan niat menggodaku kini muncul. Aku berbalik dan kembali mendekatkan wajahku dan mengikatkan tanganku di leherya.
“aku engga yakin kamu bisa ambol fotoku dengan baik.” Kataku dengan senyum nakal lagi.
Sam mengangkat kedua alisnya.
Aku mencium bibirnya lagi dan melepasnya. “mau aku hibur?” Tanya ku. Entah aku jadi sangat menginginkannya seperti ini.
“dengan?” katanya lagi.
what do you want?”
“aku mau kamu. Aku sudah lama ingin berpisah dengan Avy karena kamu” katanya degan senyuman.
Kini aku yang tidak bisa bergerak. Secepat itu kah?
“kamu begitu terlihat lugu saat pertama kali aku mengajakmu untuk bergabung dulu” kata Sam. Senyum itu tak lepas dari wajah manisnya. “di sudut café, duduk berdua dengan segelas kopi”
Aku tersenyum mengingat kejadian itu.
“tapi saat sesi. Kau terlihat eksotis dan indah. Kau membuatku lupa pada perasaanku untuk Avy. yang kini terasa untukmu” dia menghentikn kalimatnya disana.
Aku diam, menuggu kata meminta dari mulutnya. Jujur. Akupun menyukainya dari awal pertemuan kami. Tapi aku menguburnya begitu dalam saat mengetahui sosok kekasihnya yang begitu sempurna. Siapa yang menyangka Sam akan melepas Avy begitu saja untuk seorang Vanny yang hanya seorang model majalah dewasa?
Sam masih diam memandang lurus kearah mataku. Kini buka pandangan nafsu yang sering ia lemparkan padaku. Ada perasaa dimatanya. Aku melihat ketulusan.
‘ayo lah Sam, katakan’ batinku meminta.
“be my girl?” katanya masih dalam tatapan pada mataku.
Aku tertawa. “I always be your girls. Right? Like the other girls in your room aku selalu menjadi wanitanya bukan? Bagian dari wanita-wanitanya.
“oke. Kau mau yang lebih spesifik. Kamu mau menjadi kekasihku?” katanya dengan senyuman. Lekukan manis seperti caramel.
Aku mengangguk sambil tersenyum juga. Rasanya aku sangat senang mendengar kalimat itu keluar dari bibir si playboy ini. Aku selalu tertarik pada badboy. Dan badboy ini begitu membuat aku lupa siapa diriku.
Ia mencium keningku. Yap, keningku, bukan bibir yang mengartikan kasih sayang.
Dia kembali menatapku “ada kabar yang mungkin akan membuat para modelku tidak senang” katanya.
“apa?” aku juga modelnya dan akan membuat aku tidak senang?
“tugasku sebagai fotografer disini akan diambil alih oleh orang lain. Aku mengambil job untuk di singapura. Sepertinya ini sudah menjadi langkah awal untuk karirku” jelasnya dengan wajah sumeringah.
Aku tersenyum dan langsung digantikan dengan kekhawatiran. Kita baru saja menjadi sepasag kekasih dan dia akan meinggalkanku disini.
Aku melepaskan pelukanku dan duduk di sofa.
“hei hei” katanya lalu menyusulku duduk disana “aku belum selelsai cerita Vanny” katanya memaksa wajahku untuk kembali memperhatikan dengan tangannya itu. “mau kah kamu menjadi pertnerku untuk perjalanan panjangku disana?” katanya sambil memegang kedua tanganku.
Bibirku melengkungkan senyuman dan aku langsung mengangguk kegirangan lalu memeluknya.

1 komentar:

  1. Agen Casino Terbaik
    Agen Situs Terbaik
    https://bit.ly/2ENk1VF

    Yuk Gabung Bersama Kami Sekarang Dan Nikmati Berbagai Macam Bonus Menarik Lain Nya Seperti:

    *Bonus New Member 120%
    *Bonus New Member 50%
    * Bonus New Member 30%
    * Bonus New Member 20% Khusus Poker
    * Bonus Referral
    *Bonus Rollingan Casino Hingga 0.8%
    *Bonus 5% setiap hari
    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
    WA : 081358840484
    BBM : 88CSNMANTAP
    Facebook : 88Csn
    -www.jeruk88.com

    BalasHapus