Nindya.
“Dosennya
engga ada Nin” kata santi. Anak dari NTT yang entah bisa nyasar di Jakarta.
Aku berjalan
jontai menuju kursi yang selalu menjadi tempatku. Sudah bangun sepagi ini dan
dengan tanpa dosa dan tanpa kabar, dosen engga dateng entah dengan alasan apa.
“mau pulang
apa mau tetap di sini Nindya?” tanya Iqbal, salah satu temanku yang cerewet
walaupun dia laki-laki.
“duluan aja
Bal, aku masih males turun” jawabku malas. Aku basu saja duduk dan haruskah aku
turun lagi?
Aku menatap
sekeliling. Tidak ada orang satupun. Sepagi ini kampus memang biasa sepi. Kakiku langsung refleks bangun lalu berjalan
menyusuri lorong menuju tangga turun. Sepertinya aku butuh kopi untuk pagi ini.
--